>> I N FO R M A S I <<

>> Pemilik NUPTK dan masih aktif sebagai PTK (Pendidik & Tenaga Kependidikan) silahkan melakukan pemutakhiran dengan mengunduh Formulir, dan mengikuti prosedur yang ada. Bagi PTK yang tidak melakukan pemutakhiran data NUPTK, otomatis akan dinyatakan TIDAK AKTIF.

>> Perlu kami sampaikan pula bahwa pelaksanaan proses Pengajuan NUPTK baru bagi PTK yang belum memilikinya akan dibuka mulai hari Senin tanggal 24 Juni 2013. Syarat dan ketentuan pengajuan NUPTK baru dimaksud akan diinformasikan dalam waktu dekat di situs ini :: http://padamu.kemdikbud.go.id/

Dahi Hitam ≠ Sering Shalat


hati ini tergelitik untuk ikut menimpali. Katanya, kalau sering shalat, dahi orang tersebut muncul bercak hitam. Yaaah.., kurang lebih memang benar adanya. Lalu kalau sudah ada tanda di dahinya, apa betul orang tersebut bisa dibilang ahli shalat? Atau, apakah shalat orang tadi sudah sempurna? Wallahu a’lam bishshawab..
Memang sudah menjadi kewajiban setiap orang yang mengaku muslim untuk melaksanakan rukun Islam yang kedua, yaitu shalat lima waktu. Tidak ada alasan apapun yang membolehkan seorang muslim meninggalkan shalat kecuali dia belum baligh, hilang ingatan (gila) atau sudah meninggal. (hayooo…, masuk kategori yang mana :grin: )
Kembali lagi soal dahi hitam. Bagi sebagian umat muslim yang melaksanakan shalat lima waktu, di antara mereka ada yang melebihkan shalatnya. Maksudnya, selain melaksanakan shalat wajib, mereka menambahkannya dengan shalat sunnah seperti dhuha, rawatib, tarawih, tahajud dan witir. Sehingga seiring dengan meningkatnya frekuensi sujud, probabilitas menimbulkan tanda di dahi semakin besar. Kenapa ko’ pakai kata probabilitas? Apa artinya meskipun sudah sering sujud, tanda tersebut tidak timbul? Jawabannya YA, dan sangat mungkin. Ko’ bisa? Tentu saja bisa. Zaman sekarang tidak seperti dulu. Sajadah atau permadani produksi masa sekarang sudah banyak yang lembut walau ada yang masih agak kasar. Dengan demikian kemungkinan dahi menjadi seperti “kapalan” diminimalisir.
Berbeda dengan tempo doeloe, shalat dilakukan di atas permukaan yang keras dan/atau kasar sehingga setelah beberapa waktu tanda sujud muncul. Dan dulu pada masa Rasulullah, umat muslim sangat jarang yang berani meningalkan shalat. Jangankan untuk meninggalkan, telat berjamaah saja mereka merasa malu. Bagaimana dengan kita?
asalkan suci, di mana pun tak jadi masalah
Tanpa bermaksud memojokkan, tanda hitam di dahi bukan jaminan orang tersebut rajin shalat ko’. Yang jarang shalat alias masih pada bolong bisa juga bikin tanda bekas sujud seperti itu. Salah satunya begini, Anda beli sajadah yang bahannya agak kasar, atau bisa juga dipraktekkan pada lantai cor. Kemudian lakukan gerakan sujud selama kurang lebih 2 (dua) bulan, insyaAllah, tanda sujud tersebut muncul. Ga percaya? Silahkan dicoba.. :mrgreen:
on the ground
Ada atau tidak ada tanda sujud di dahi kita bukan jadi soal. Yang penting kita jalankan perintah shalat tersebut dengan istiqomah dan ikhlas. Kelihatan ko’ antara orang yang shalatnya ikhlas dan konsisten dengan yang tidak. Bisa dilihat dari perilaku dan tutur kata orang yang bersangkutan. Sebab kata Pak Ustadz cara kita berprilaku, berbicara, bersikap, itu adalah cerminan bagaimana shalat kita.
Buat penutup, ketika membaca tulisan ini…
yuk.., mari...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post List