>> I N FO R M A S I <<

>> Pemilik NUPTK dan masih aktif sebagai PTK (Pendidik & Tenaga Kependidikan) silahkan melakukan pemutakhiran dengan mengunduh Formulir, dan mengikuti prosedur yang ada. Bagi PTK yang tidak melakukan pemutakhiran data NUPTK, otomatis akan dinyatakan TIDAK AKTIF.

>> Perlu kami sampaikan pula bahwa pelaksanaan proses Pengajuan NUPTK baru bagi PTK yang belum memilikinya akan dibuka mulai hari Senin tanggal 24 Juni 2013. Syarat dan ketentuan pengajuan NUPTK baru dimaksud akan diinformasikan dalam waktu dekat di situs ini :: http://padamu.kemdikbud.go.id/

Arti dan Pengertian Akhlak dalam Islam



Apakah akhlak itu? 

Jiwa manusia adalah sumber dan pangkal dari segala perbuatan dan kelakuannya. Jika jiwa seseorang baik maka segala perbuatan dan amalnya akan baik juga. Sebaliknya jika jiwanya jelek dan busuk maka segala amal perbuatannya akan jelek dan buruk pula. 

Sabda Rasulullah saw.:

 إنّ فى الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كلّه وإذا فسدت فسد الجسد كلّه، ألا وهي لقلب. 

“Sesungguhnya ada segumpal daging dalam tubuh manusia, jika daging itu baik menjadi baiklah tubuh orang itu, dan apabila daging itu busuk maka menjadi busuklah tubuh. Segumpal daging itu ialah hati.” 

Maka jika jiwa seseorang adalah sumber dan pangkal segala tingkah lakunya, maka dengan sendirinya perbuatan orang dan amalnya merupakan cermin dari apa yang terkandung di dalam dadanya. 

Dan karena jiwa itu adalah sesuatu barang ghaibyang tidak dapat diraba dan diketahui oleh manusia, maka kelakuan lahiriah dari seseorang menandakan baik-buruknya isi hai dan jiwanya. 

Ukuran baik-buruknya amal. 

Amal/kelakuan yang baik ialah yang disebut “khair” 

Amal/kelakuan yang buruk ialah yang disebut “syarr”. 

Amal kahir dianjurkan dan diperintahkan oleh Islam, sedang amal syarr dilarang dan dicegah. Dan inilah ukuran yang benar bagi semua perbuatan dan kelakuan. 

Ukuran “khair” dan “syarr” ini adalah dari Allah swt. maka karenanya merupakan suatu ukuran yang tetap tidak berubah-ubah dengan perubahan pelakunya atau perubahan waktu dan suasana serta keadaan, sebagaimana ukuran-ukuran yang dibuat oleh manusia yang selalu menjadi bahan pertentangan dan perselisihan antara para ulama dan cendekiawan yang walaupun mereka sudah menjajaki semua madzhab dan aliran, mereka belum sampai ke suatu titik yang dapat dijadikan pegangan. Pengarahan jiwa Jika manusia menurut kodratnya tidak dapat disifatkan baik atau buruk pada tingkat pertamanya. Ia sebagai kekuatan pendorongmasih dapat diarahkan menjadi baik dan dapat pula diarahkan menjadi buruk, bisa dibersihkan dan bisa pula dikotorkan, sebagaimana firman Allah: 

Firman Allah Surat Asy-syam ayat 7-10
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (Asy Syams 7-10) 

Dan jika sebagian orang sifat-sifat baiknya lebih menonjol dari sifat-sifat buruknya, sedang sebagian yang lain lebih menonjol sifat-sifat buruknya, maka hal itu adalah pembawaan jiwa yang sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

 ألنّاس معادن كمادن الذهب والفضّة خيارهم فى الجهليّة خيارهم فى الاسلام إذا فقهوا. 

“Bahwasanya jiwa manusia itu adalah umpama tambang emas dan perak; mereka yang baik di waktu zaman jahiliyyah, tetap baik dalam suasana Islam, jika mengerti benar-benar ajaran Islam. 

Allah telah memberi pedoman bagi manusia untuk berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang baik. Pedoman itu difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an seperti termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 177, surat Al-An’aam ayat 151, surat Al-israa ayat 23 dan banyak ayat-ayat lain yang kesemuanya memberi petunjuk bagaimana orang harus berperilaku menurut akhlak yang tinggi dan budi pekerti yang luhur. 

Firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 177
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikanharta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah 177).

Firman Allah Surat Al-An’aam 151-152
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.” (Al-An’aam 151-152).

Firman Allah Al-Isra' ayat 23-27
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, Maka Sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Al-Israa’ 23-27)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post List